PR I UNDIKSHA resmi serahkan 1.841 mahasiswa KKN kepada Bupati Buleleng

           Singaraja, Senin, 15 Oktober 2012- Pembantu Rektor I Undiksha, Prof. Dr. Made Sutama, M.Pd secara resmi menyerahkan sekitar 1.841 mahasiswa KKN Undiksha 2012 kepada Bupati Buleleng yang pada pagi tadi diwakilkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng. Selanjutnya para peserta KKN Undiksha 2012 ini akan disebar kedalam 92 desa dan 1 kelurahan di lingkungan Kabupaten Buleleng.
          Dalam sambutannya, Bapak PR I mengharapkan peserta KKN akan mampu menjadi bagian masyarakat desa dan mampu menjalin komunikasi yang baik sehingga program-program yang dicanangkan mampu dilaksanakan dengan baik. 'Mahasiswa harus mampu membuat program yang relevan dengan kebutuhan dan masalah yang ada di desa tempat mahasiswa ber-KKN' tegas beliau melalui sambutannya. Selain harus sesuai dengan keadaan desa setempat, program-program yang disusun harus berdasarkan tema yang ditentukan oleh panitia KKN yang diantaranya:(1) Pengembangan Sumber Daya, (2) Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan, (3) Ekonomi Kerakyatan, dan (4) Penggunaan Teknologi Tepat Guna.
            Sebagai informasi, pelaksanaan KKN Undiksha 2012 diundur seminggu dari waktu yang dijadwalkan, tanggal 15 Oktober, menjadi tanggal 22 Oktober 2012 dan berakhir seperti jadwal semula yaitu tanggal 30 November 2012. Pengunduran jadwal ini dikarenakan pada kenyataan bahwa belum semua mahasiswa yang mengambil PPL Akhir selesai menjalani ujian PPL.
            Selama kurang lebih 6 minggu, selain menjalankan program kelompok, peserta juga wajib menjalankan program individu  berupa keluarga asuh.  Program-program tersebut baik program kelompok maupun individu, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa dalam berkontribusi dalam pembangunan nasional (Arik).

0 comments:

5 Hal Istimewa Dalam Undiksha Expo 2012

Oleh: Arik Budiarsana


Undiksha Expo 2012 serangkaian Dies Natalis VI Undiksha telah memasuki hari kedua (1/5). Banyak hal telah berlalu selama sehari pelaksanaannya. Tapi tidak untuk kreativitas para peserta Undiksha Expo 2012. Dalam pemantauan selama hari kedua pelaksanaan, berikut disajikan 5 hal-hal istimewa yang ditemukan di Undiksha Expo 2012.

5. Stan Foto/Video

Terdapat sekitar dua buah stan Foto yang terdapat selama hari kedua pelaksanaan Undiksha Expo 2012. Satu dari Jurusan Teknik Informatika (PTI) dan satu dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). Menariknya lagi, Jurusan PBI bekerja sama dengan Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang (PBJ) untuk menarik para pengunjung. HMJ PBJ menyediakan pakaian khas jepang dan Jurusan PBI menyediakan jasa foto dan cetaknya. Pengunjung cukup membayar Rp. 5000 untuk bisa mengenakan pakaian khas Jepang dan Rp. 5000 untuk mendapatkan jasa foto dan cetaknya. Sementara itu, Jurusan PTI tampaknya juga melayani jasa video dan juga editing foto/video.

4. Pohon Harapan

Ini merupakan pameran khas yang disajikan oleh Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang (PBJ). Sejalan dengan kebudayaan dan keyakinan masyarakat Jepang, HMJ PBJ memberikan kesempatan kepada pengunjung yang percaya untuk menyampaikan harapannya lewat ranting pohon ‘bambu’ ini. Pengunjung cukup membayar Rp. 1000 untuk bisa menuliskan harapannya disecarik kertas berwarna yang telah disediakan.

3. Tebak Jumlah Nominal Koin

Tebak Jumlah Nominal Koin ini merupakan sebuah game tebak-tebakan. Pengunjung yang suka bermain game sejenis pasti akan cukup terhibur untuk mengunjungi stan pameran dari Jurusan S1 Akuntansi ini. Menariknya lagi, disediakan hadiah uang sejumlah Rp. 100.000 untuk pemenangnya. Aturan mainnya pun terbilang cukup gampang. HMJ S1 Akuntansi telah menyediakan sebuah toples yang berisi sejumlah uang koin bernominal Rp. 500 dan pengunjung wajib menebak jumlah uang koin itu dengan menuliskannya diatas kertas yang telah disediakan. Untuk mendapatkan sebuah kertas yang nantinya akan disisi nama, no Hp, dan jumlah tebakan, pengunjung cukup membayar Rp. 1000. Untuk memperbesar peluang, pengunjung bisa menebak lebih dari satu kali. Tentunya dengan membayar Rp. 1000 lagi untuk selembar kertas tebakan.

2. Tattoo Temporary

Dari namanya saja pengunjung sudah bisa menebak bahwa jasa lukis di permukaan kulit ini disediakan oleh Jurusan Pendidikan Seni Rupa (PSR). Beragam corak tattoo disediakan oleh anak-anak muda kreatif ini. Bahkan, pengunjung bisa menentukan jenis coraknya sendiri. Pengunjung cukup membayar sekitar Rp. 5000-20.000 untuk menikmati jasa seni ini.

1. Stan Ramal

Ini merupakan hal yang bisa dibilang paling istimewa yang bisa ditemukan selama hari kedua pelaksanaan Expo 2012. Mahasiswa Undiksha ternyata tidak hanya pintar dalam mengerjakan tugas-tugas perkuliahan, tetapi mereka juga mampu memanfaatkan bakat khusus yang tidak dimiliki oleh mahasiswa secara umumnya. Pengunjung cukup membayar sekitar Rp. 5000 untuk bisa mengetahui kehidupan masa depan mereka, kehidupan percintaan, ekonomi, keluarga, dan sebagainya. Pihak penyedia jasa, UKM Mapala Undiksha, mengklaim bahwa peramalnya mampu meramal dengan sangat baik. Sebagai sebuah ramalan tentu saja kepastian akan keakuratan ramalannya masih bisa dipertanyakan. Akan tetapi, mencobanya untuk sekedar tahu juga tidak ada salahnya.

Demikian hal-hal istimewa yang dapat ditemukan selama hari kedua pelaksanaan Undiksha Expo 2012. Apakah anda setuju dengan yang disampaikan diatas? Untuk dapat menikmati jasa atau barang-barang diatas, buruan datang ke Gedung Auditorium Undiksha, Kampus Tengah dan nimati hal-hal lain yang masih banyak lagi. Pameran dibuka sampai tanggal 3 Mei 2012. (arik)


Published with Blogger-droid v2.0.4

0 comments:

Raker HMJ PBI periode 2012-2013 hasilkan 50 program kerja

The Splash- Sebanyak 50 program kerja berhasil dirancang pengurus HMJ Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) periode 2012-2013 dalam Rapat Kerja (Raker) hari ini (26/2). Rapat yang berlangsung hampir sehari penuh itu bertempat di Gedung Seminar Undiksha, Kampus Tengah. Raker berlangsung dengan format sidang dengan dihadiri seluruh pengurus HMJ dan kordinator tingkat dilingkungan jurusan PBI.

Raker dibuka secara resmi oleh pembimbing kemahasiswaan jurusan PBI, I Nyoman Pasek Hadisaputra, S.Pd, M.Pd. sekitar pukul 8. 30. Sebelum pembahasan proker pada sidang pleno III, sidang didahului oleh 2 sidang pleno lainnya. Sidang pleno I yaitu sidang pembacaan susunan acara, tata tertib sidang dan pengurus HMJ PBI periode 2012-2013. Sementara sidang pleno II merupakan sidang pembacaan garis besar program kerja (GBPK) HMJ PBI.

Sidang pleno III yang merupakan inti dr sidang raker ini berjalan sangat alot. Pembahasan program kerja tiap bidang memakan waktu lebih dari 1 jam. Pro dan kontra bermunculan dari peserta sidang. Bahkan saking lamanya, sidang harus ditunda untuk istirahat makan siang. Setelah istirahat, suasana sidang tidak berubah. Masukan demi masukan dari peserta sidang dan termasuk peninjau, Bapak Pasek masih mengalir untuk kebaikan program selama setahun kedepan. Pada akhirnya presidium sidang  yang sekaligus ketua HMJ, Indah Partami, mengesahkan sebanyak 50 program kerja dalam sidang paripurna III.

Dari 50 program kerja tersebut, sebagian program masih merupakan program-program dari kepengurusan sebelumnya, beberapa program lama yang di revisi dan beberapa program-program baru. Diantara program-program baru, satu diantaranya merupakan program unggulan Ketua dan wakil ketua HMJ saat suksesi lalu yaitu English Week. Berikut daftar program kerja baru yang disahkan sidang:

- Pelatihan Kepemimpinan (PK) untuk pengurus HMJ dan perwakilan kelas,

- Information Center untuk pusat informasi Mahasiswa PBI di lingkungan kampus/ruang belajar,

- Adanya Subbidang Lomba sebagai pencari dan penyebar informasi-informasi perlombaan dan kejuaraan kejuaraan.

Indah Partami berharap 50 program kerja ini dapat dilaksanakan dengan maksimal dan berharap juga dukungan dari seluruh mahasiswa dan dosen jurusan PBI untuk mensukseskannya. Semoga Hidup Berbahagia. :-)

(Arik)


Published with Blogger-droid v2.0.4

0 comments:

INTERNATIONAL CONFERENCE OF ENGLISH ACROSS CULTURE (ICEAC) 2011

Lanjutkan!!!

Suksesnya pelaksanaan International Conference of English Across Culture (ICEAC) mendapat sanjungan dari berbagai pihak. Konferensi yang berlangsung selama dua hari tersebut dianggap sebagai langkah awal yang pantas untuk dilanjutkan pelaksanaannya. Hal ini diungkapkan sebagian besar pihak yang terlibat di dalam konferensi ini.
Ditemui Tim Warta Undiksha pada saat copy break, Itje Chodidjah mendukung keberlanjutan konferensi ini ditahun-tahun mendatang. Itje, yang merupakan satu dari lima keynote speaker dalam konferensi ini, merasa sangat terkesan dengan pelaksanaan komferensi ini. “Panitia, LO dan semua pihak yang mendukung telah bekerja keras untuk menyelenggarakan konferensi ini dan hasilnya sangat bagus dan sangat pantas untuk diberi apresiasi yang tinggi” imbuh beliau. Selain itu, menurut beliau konferensi ini mampu membantu meningkatkan kualitas guru, terutama guru bahasa Inggris di Indonesia. Dengan adanya konferensi ini, para guru-guru memperoleh kesempatan untuk berbagi dengan guru-guru bahasa Inggris dari kebudayaan berbeda sehingga dapat meningkatkan kualitas mereka sebagai seorang pendidik.
Opini yang sama datang dari salah satu peserta asing, Rowena Nuera. Dosen dari University of South Eastern Philippines ini menganggap konferensi telah diselenggarakan dengan baik. Beliau sudah sempat menghadiri beberapa konferensi sejenis dan menganggap konferensi ini sudah sesukses konferensi-konferensi sejenis lainnya yang diselenggarakan di negara lainnya. Ini merupakan sebuah pencapaian yang sangat hebat yang dapat menstimulasi panitia untuk melanjutkan penyelenggaraan konferensi ditahun-tahun berikutnya.
Konferensi pertama ini tentu bukan tanpa kekurangan. Untuk menyelenggarakan konferensi ditahun-tahun berikutnya, saran dan kritik juga datang dari berbagai pihak. Salah satu peserta konferensi dari Undiksha program Pascasarjana Kampus Denpasar, Dewi Somidiatri, menilai panitia masih kurang siap dalam mengantisipasi berbagai macam masalah yang timbul selama konferensi berlangsung. Akan tetapi, hal ini dapat dimaklumi Dewi pasalnya konferensi ini merupakan yang pertamakalinya dilaksanakan di Undiksha. Kedepannya, Dewi mengharapkan masalah-masalah seperti perubahan jadwal pembicara yang tertera di buku petunjuk agar mampu ditanggulangi pada pelaksanaan konferensi selanjutnya. Hal ini terkait pembatalan beberapa pembicara secara sepihak yang menyebabkan perubahan jadwal presentasi di tiap-tiap ruangan. Hal ini cukup mengesalkan pasalnya peserta sudah siap mendengarkan presentasi tapi ternyata presenter tidak bisa hadir. Selain itu, Dewi juga mengkritisi masalah kualitas presenter. Menurutnya, kualitas presenter masih perlu ditingkatkan sebab level dari konferensi ini sudah mencapai level internasional.
Sependapat dengan Dewi, Ruwena juga merasa ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan untuk penyelenggaraan konferensi-konferensi selanjutnya. Menurut pendapat beliau, pengorganisasian tempat dan ruangan masih bermasalah. Meskipun beliau menyukai sistem paralelisme yang diterapkan panitia, akan tetapi beliau merasa agak lelah untuk pindah ke kampus bawah kemudian kembali lagi ke kampus tengah. Hal ini jauh berbeda dari konferensi-konferensi yang pernah beliau ikuti dimana pelaksanaan konferensi terpusat di satu gedung. Sebagai informasi, ICEAC I ini dilaksanakan pada tanggal 26-27 Oktober 2011 di tiga tempat, yaitu: Ruang Auditorium Pascasarjana, Ruang Seminar Undiksha, dan Kampus Bawah Undiksha.
Saran dan kritik dari berbagai pihak tersebut sebaiknya bukan dijadikan sebagai hambatan untuk menyelenggarakan kembali konferensi ini di tahun-tahun mendatang. Sebaliknya, saran dan kritik ini diharapkan mampu menstimulasi panitia untuk menyelenggarakan konferensi yang lebih baik lagi. (Arik Budiarsana)

0 comments: